Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Renungan

Nasehat Singkat, Sesingkat Umur Kita

Nasehat Singkat, Sesingkat Umur Kita     Hiduplah engkau seberapapun lamanya, namun engkau pasti akan mati. Cintailah siapapun yang engkau suka, namun engkau pasti akan berpisah. Berbuatlah semaumu, namun engkau akan menerima balasannya. Barangsiapa ridlo dengan rizki yang ALLAH telah berikan, maka ia akan tenang didunia dan akhirat. Barangsiapa dapat menundukkan nafsu syahwatnya, maka ia menjadi orang yang mulia didunia dan di akhirat. barangsiapa merasa cukup, sehingga tidak mengharap pemberian orang lain, maka dia akan selamat didunia dan diakhirat. Barangsiapa dapat memelihara lisannya, maka dia akan selamat didunia dan diakhirat. ( Imam Nawawi al Bantani )

Sifat lembut dan Menahan Amarah

Sifat lembut dan Menahan Amarah   Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dega kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah ta’ala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah ta’ala dan makhluk-makhluknya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidk pernah terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya deng

Ingatlah Kematian

Kenapa harus ingat MATI?   Mengingat mati membuat seseorang ragu terhadap kehidupan didunia yang fana ini, sehingga dia selalu mengingat kehidupan akhirat yang kekal abadi. Seseorang tidak akan terlepas dari dua hal yang bertolak belakang, sempit dan lapang, nikmat dan cobaan. Apabila seseorang sedang berada dalam keadaaan sempit dan mendapat musibah, maka beban yang dirasakannya akan terasa lebih ringan apabila ia mengingat mati. Karena mati lebih berat dari pada musibah yang menimpanya. Ketika seseorang mengingat mati saat mendapat nikmat dan kelapangan, maka ia akan terhindar dari tipudaya yang ditimbulkan oleh kesenangan yang ditimbulkannya. ( Imam Al Qurthubi ) sedikit renungan, semoga bermanfaat

Batal Mencuri, Malah Mendapatkan Seorang Isteri

Berikut adalah sebuah kisah yang pernah terjadi di sebuah tempat di Damaskus. Mengisahkan tentang sebuah rahasia jodoh yang memanglah sebuah rahasia. Pada dasarnya, jodoh sudah ditetapkan. Silakan simak kisah berikut ini. Urung Mencuri, Allah Karuniakan Seorang Isteri Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami’ At-Taubah. Dia adalah sebuah masjid yang penuh keberkahan. Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, di masjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim dan mengamalkan ilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain. Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid. Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak mempunyai makanana ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berfikir tentang apa yang akan dilakukan.

Kisah Berlomba dalam Bersedekah

Sedekah merupakan ibadah yang mudah namun memiliki nilai pahala yang luar biasa. Berikut sebuah tulisan tentang sedekah yang semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya. Kisah Berlomba dalam Bersedekah   Sahabat Jabir ra telah berkata: Pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang tidak berpakaian layak dan kelihatan kotor, serta menenteng senjata. Kebanyakan mereka dari Bani Mudhar, bahkan boleh dikata seluruhnya dari Bani Mudhar. Wajah Rasulullah kelihatan sangat prihatin menyaksikan penderitaan dan kefakiran yang menimpa orang-orang tersebut. Lalu Rasulullah saw keluar, dan memerintahkan kepada Bilal untuk mengumandangkan azan. Sesaat kemudian shalat pun didirikan. Setelah selesai, lalu Rasulul­lah menyampaikan khutbah: “Wahai umat manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya. Dan dari pada keduanya Allah rnemperkembang biakkan laki-laki dan perem-puan yang bany