Langsung ke konten utama

Urutan dan Tata Cara Wudhu

Urutan dan Tata Cara Wudhu

wudhu

 

Wudhu menjadi salah satu syarat yang harus dilakukan sebelum anda melaksanakan berbagai ibadah lainnya seperti ibadah sholat dan lain sebagainya. Oleh karena itu penting bagi anda untuk mengetahui berbagai urutan dan juga tata cara wudhu yang benar. Mungkin anda memang sudah menghafal dengan urutan untuk berwudhu karena anda sudah bisa melakukannya. Akan tetapi bagaimana dengan tata cara yang tepat? Maka inilah info lengkapnya untuk anda.

1. Dimulai dengan niat

Urutan pertama yang tentu saja harus anda lakukan adalah melafalkan niat saat akan berwudhu. Pastikan pula anda berwudhu dengan menggunakan air bersih yang suci mensucikan.

2. Mencuci telapak tangan yang basah

Pastikan anda membasuh telapak tangan hingga basah secara merata. Anda perlu untuk membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangan tangan hingga bersih.

3. Berkumur dengan ar bersih

Selanjutnya berkumur sebanyak 3 kali untuk membersihkann gigi hingga bersih sehingga tidak ada bekas makanan di sela sela gigi. Disunnahkan pula untuk membersihkan hidung anda atau lebih tepatnya lubang hidung anda, dengan membasuhnya sebanyak 3 kali.

4. Mencuci muka

Langkah selanjutnya adalah mencuci muka sebanyak 3 kali. Anda perlu memulainya dari tempat tumbuh rambut kepala kemudian menuju ke bawah dagu dan dari telinga kanan hingga ke telinga kiri. Untuk anda yang memiliki jenggot juga dianjurkan untuk menyela jenggotnya.

5. Membasuh kedua tangan hingga siku

Membasuh kedua tangan ini dilakukan secara bergantian mulai dari tangan kanan kemudian dilanjutkan di tangan kiri.

6. Mengusapkan kepala

Dimulai dengan mengusapkan dahi atau sebagian kepala.

7. Membersihkan kedua telinga

Telinga juga perlu dibersihkan dengan memasukkan telunjuk jari kedalam telinga, lalu ibu jari mengusapkan kedua daun telinga.

8. Membasuh kedua kaki

Kaki anda perlu dibasuh hingga bagian mata kaki. Lakukan membasuh kaki ini mulai dari kaki kanan kemudian dilanjutkan dengan kaki kiri.

Itulah urutan dan tata cara wudhu yang benar. Hal lain yang juga perlu anda ketahui adalah berbagai macam-macam wudhu dan juga ketentuannya.

 

Artikel lainnya: Tips Shalat Malam

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, menandai ba

Riwayat dari KH Badrus Salam

  Lahir di Desa Tempursari, Kecamatan Klaten, Solo Jateng, pada Tahun 1906. Wafat Sabtu, 9 Muharram 1394 H (2 Februari 1974). Dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang. Pendidikan Ponpes Jamsaren, Solo. Putra/Putri 7 Orang Perjuangan/Pengabdian : Guru Madrasah Muallimin, Jagalan, Mengajar di beberapa masjid, termasuk di Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Imam Rowatib, dan Pengurus Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Syuriyah NU Cabang Malang. Kiai yang Menjadi Khodimul Ummah “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdikan diri kepada-Ku.” Salah satu ayat dalam Al Qur’an surat Addariyat ayat 56 itulah yang menjadi pedoman dasar KH. Badrus Salam. Karenanya, tidaklah heran jika kemudian segala aktivitas hidup beliau lebih banyak dicurahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan menjadi khodimul ummah (melayani kepentingan umat). Prinsipnya, segala aktivitas hidup itu harus diniati untuk beribadah, tanpa pamrih atau mengharapkan sesuatu dar

Biografi KH Bishri Syansuri (1886-1980 M)

(Sumber foto: nu.or.id) Seorang mukmin sejati pasti percaya bahwa ada yang mengatur perjalanan hidup manusia, yaitu Dzat Yang Maha Berkehendak. Walaupun dalam batas-batas tertentu Dzat Yang Maha Agung itu juga memberikan kewenangan kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Begitupun, Bishri Syansuri kecil tentu tidak akan pernah menyangka jika pada akhirnya akan menjadi “orang“ di Denanyar Jombang, bahkan sampai menjadi Rais ‘Aam PBNU menggantikan kakak iparnya (KH Abdul Wahab Hasbullah) yang harus terlebih dahulu menghadap Allah SWT. Beliau berkakak ipar dengan KH Abdul Wahab Hasbullah, Kiai Bisri juga berbesan dengan KH Hasyim Asy’ari, gurunya. KH Wahid Hasyim putra KH Hasyim Asy’ari, menikah dengan Hj. Solichah putri beliau dan dari merekalah lahir KH Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, yang kelak akan menjadi Presiden. Lahir Bishri Syansuri dilahirkan di Desa Tayu, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah, tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H / 18 September 1886. Ayah