Langsung ke konten utama

Postingan

Istikharah Dalam Setiap Urusan

  1. Rasulullah saw mengajari sahabatnya ber-istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran 2. sabda Nabi, “Jika kalian ingin lakukan suatu urusan, shalatlah 2 rakaat selain shalat fardhu, lalu hendaklah berdoa: 3. "Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu," 4. "aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya." 5. "Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib." 6. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat," 7. "maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku." 8. "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku" 9. "maka palingkanlah ia dariku, dan palingka

Renungan Tentang Waktu

Menjaga Waktu   Sehebat apapun kita, tak bisa menahan waktu. Waktu akan terus berlalu dan tak akan kembali lagi. Berbahagialah mereka yang senantiasa mengisi waktunya dengan aktivitas yang berpahala. Sebaliknya, betapa ruginya mereka yang menyia-nyiakan waktu dengan berhura-hura dan menabung dosa. Imam Hasan Basri mengingatkan: “Tidak ada satu haripun yang menampakkan fajarnya kecuali ia akan menyeru “Wahai anak Adam, aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu, maka carilah bekal dariku, karena jika aku telah berlalu aku tidak akan kembali lagi hingga Hari Kiamat.” Rasul juga mengingatkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.: “Diantara baiknya keislaman seseorang adalah ketika ia meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya”. (HR. Ahmad, Tarmidzi dan Ibnu Majah). Para Salaf Saleh juga berkata: “Diantara tanda datangnya kemurkaan adalah sikap menyia-nyiakan waktu”. Mari menjaga waktu dari kemaksiatan agar hidup kita bermutu, berlimpah pahala, dan

Nasehat Untuk Lelaki

Jadilah seorang lelaki yang beriman, Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah, Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam, Yang senantiasa haus dengan ilmu, Yang senantiasa dahaga akan pahala, Yang solatnya adalah maruah dirinya, Yang tidak pernah takut untuk berkata benar, Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu, Yang senaantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Jadilah seorang lelaki, Yang menjaga tutur katanya, Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya, Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya, Yang sentiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang, Yang mempunyai kawan dan tidak mempunyai musuh. Jadilah seorang lelaki, Yang menghormati ibu bapaknya, Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga, Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga, Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam, Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan, Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat. Jadilah seora

Dahulukan Puasa Qadha Sebelum Puasa Sunah

Sebagian wanita salah dalam menyikapi puasa sunnah nan mulia yakni puasa Syawal. Mereka lebih semangat menyelesaikan puasa Syawal daripada menunaikan utang puasa mereka. Padahal puasa qadha’ adalah dzimmah (kewajiban) sedangkan puasa Syawal hanyalah amalan sunnah. Bagaimana sikap yang benar dalam menyikapi masalah ini? Perlu diketahui bahwa tidak boleh mendahulukan puasa Syawal sebelum meng-qadha’ puasa atau membayar utang puasa. Seharusnya yang dilakukan adalah puasa qadha’ dahulu lalu puasa Syawal. Karena jika kita mendahulukan puasa Syawal dari qadha’ sama saja dengan mendahulukan yang sunnah dari yang wajib. Ini tidaklah tepat. Lebih-lebih lagi yang melakukannya tidak mendapatkan keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal sebagaimana disebutkan dalam hadits, مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh” (HR. Muslim no. 1164). U

Anak Kecil Itu Menangis Karena Takut Neraka

KARENA TAKUT API NERAKA, ANAK KECIL ITU MENANGIS Dalam sebuah riwayat mengisahkan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, saat dia sedang berjalan-jalan dia melihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu sambil menangis. Orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, Wahai anak kecil, kenapa kamu menangis? Maka berkata anak kecil itu, Wahai paman saya telah membaca ayat al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum yang bermaksud,  Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu. Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka. Berkata orang tua itu, Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka. Berkata anak kecil itu, Wahai paman, paman adalah orang yang berakal, tidakkah paman melihat ketika orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranti

Wahai Perempuan, Jangan Lupakan Ini

INILAH YANG DILUPAKAN SEBAGIAN WANITA   Keutamaan Wanita. 1. Benda yang Mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita. 2.Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya? 3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak. 4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa kesabarannya saat hamil berpahala besar, dan tahukah jika ia meninggal dunia karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya. 5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan laki-lakinya. Artinya, ba

Lisan Lebih Tajam Dari Pada Pedang

Lisan lebih tajam daripada pedang Bedanya pedang bisa langsung membunuh Sedangkan lisan hanya langsung menyayat hati dulu "Disayat-sayat dulu ngga langsung ngebunuh" Seperti itulah halnya hati seseorang jika mendengar lisan seseorang yg kasar Rasanya hati disayat-sayat sampai kapan pun ngga akan pernah lupa. Ada seseorang yg membicarakan kita di BELAKANG?? Tenang.. Allaah tau Ada seseorang yg menghibahi kita di BELAKANG? . Tenang.. Malaikat tau Ada seseorang yg memfitnah kita di BELAKANG?? Tenang.. Pahalanya mengalir ke kamu Sungguh, saat kita merasa diri kita benar? Lalu menghibahi.. lalu menyalahi.. Disaat-saat itulah "syetan" diam-diam merasuki ke dalam diri.. Kita senang aib kita tersimpan, sementara mulut kita lancar mengumbar aib orang.. Tanyakan pada diri?? Sudah suci kah? . Sebenarnya yg menghibahi itulah menunjukkan aibnya sendiri.