Langsung ke konten utama

Adab di Kamar Mandi

 


 

1. MEMBACA DOA SAAT MASUK
Sebelum memasuki kamar mandi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengucapkan: "Allahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaaits"

Yaa ALLAH, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan.. [HR. Bukhari dan Muslim]

2. MENDAHULUKAN KAKI KIRI SAAT MASUK DAN KAKI KANAN SAAT KELUAR
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menyukai mendahulukan yg kanan pd setiap perkara yg baik.. [HR. Muslim]

3. DILARANG BERBICARA
Bila dua orang diantara kamu buang air, hendaklah saling membelakangi dan jangan berbicara, karena sesunguhnya ALLAH murka akan hal itu.. [HR. Ahmad]

4. DILARANG MENGHADAP ATAU MEMBELAKANGI KIBLAT
Bila kamu mendatangi tempat buang air (besar atau kecil), janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya.. Akan tetapi hendaknya menyamping dari arah kiblat.. [HR. Bukhari dan Muslim]

5. DILARANG MENJAWAB SALAM
Ada seseorang lewat, sementara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat itu sedang buang air kecil, lalu ia mengucapkan salam, maka beliau tidak menjawab salamnya.. [HR. Muslim]

6. GUNAKAN PENUTUP KAMAR MANDI
Bila kamu buang air hendaklah beristitar (menutup tabir/penghalang).. Bila tidak ada tabir maka menghadaplah ke belakang.. [HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]

7. ISTINJA DENGAN TANGAN KIRI
Janganlah seseorang diantara kalian memegang kemaluan dgn tangan kanannya ketika sedang kencing, dan jangan pula cebok dgn tangan kanan.. [HR. Bukhari dan Muslim]

8. WASPADA PERCIKAN NAJIS
Kebanyakan siksa kubur disebabkan karena tidak berhati-hati ketika beristinja (membersihkan najis dari kemaluan).. [HR. Ad-Daruquthni, Hakim]

9. MEMBACA DOA SAAT KELUAR
Saat keluar dari kamar mandi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengucapkan: "Ghufraanaka"

Yaa ALLAH, aku memohon pengampunan-Mu.. [HR. Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, An-Nasa'i]

Dan sangat dianjurkan pula:
 Menggunakan alas kaki dan tutup kepala..
 Berdehem 3x setelah buang air kecil agar semua kotoran keluar..
 Tidak mandi berdua kecuali suami istri..
 Tidak makan dan minum..
 Tidak membawa atau membaca asma ALLAH.. Hati-hati jika di HP terdapat aplikasi Al-Qur'an..

Sumber : tausyiahku

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, me...

Riwayat dari KH Badrus Salam

  Lahir di Desa Tempursari, Kecamatan Klaten, Solo Jateng, pada Tahun 1906. Wafat Sabtu, 9 Muharram 1394 H (2 Februari 1974). Dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang. Pendidikan Ponpes Jamsaren, Solo. Putra/Putri 7 Orang Perjuangan/Pengabdian : Guru Madrasah Muallimin, Jagalan, Mengajar di beberapa masjid, termasuk di Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Imam Rowatib, dan Pengurus Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Syuriyah NU Cabang Malang. Kiai yang Menjadi Khodimul Ummah “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdikan diri kepada-Ku.” Salah satu ayat dalam Al Qur’an surat Addariyat ayat 56 itulah yang menjadi pedoman dasar KH. Badrus Salam. Karenanya, tidaklah heran jika kemudian segala aktivitas hidup beliau lebih banyak dicurahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan menjadi khodimul ummah (melayani kepentingan umat). Prinsipnya, segala aktivitas hidup itu harus diniati untuk beribadah, tanpa pamrih atau mengharapkan se...

Antara Berjamaah dan Sendirian

  Sholat jama’ah itu lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendiri, keutamaan sholat sunat di rumah (tidak berjamaah) dibandingkan sholat sunat di masjid sama dengan keutamaan sholat jamaah, begitu kira-kira Nabi Muhammad SAW telah bersabda. Dalam riwayat lain, sabda beliau: sholat jama’ah lebih utama 25 derajat daripada sholat sendiri. Jadi, 25 atau 27 derajat keutamaannya sesuai dengan kesungguh-sungguhannya, dan hanya Allah sajalah yang berhak menentukan.   Sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dan dijelaskan para ulama dalam berbagai kitab (lebih-lebih kitab kuning), keutamaan sholat berjamaah itu berlaku untuk sholat wajib (sholat fardlu 5 waktu), ketika tidak sedang bepergian jauh. Bila sedang jadi musafir (bepergian jauh) sebagian ulama mengatakan, sholat wajib tidak harus berjamaah. Sepanjang hidup, Nabi SAW selalu berjamaah ketika sholat wajib. Adapun dalam sholat sunat, secara umum justru derajat (pahalanya) lebih tinggi kalau dilakukan sendiri (tanpa berjama’ah). Belia...