Langsung ke konten utama

Cara Iblis Menggoda Orang Ibadah Shalat

CARA IBLIS MENGGODA ORANG SHALAT

Tidak ada waktu sedikitpun yang tidak dipergunakan oleh Iblis untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Segala tipu daya, bujuk rayuan dan propaganda-propaganda yang menyesatkan selalu ia pergunakan untuk menjerat umat manusia agar terbenam dalam lumpur kemaksiatan dan kekufuran.

Untuk menggoda orang yang hendak shalat atau orang yang sedang melakukan shalat, Iblis mempunyai kiat tersendiri untuk menyesatkannya.

Disebutkan dalam kitab "Durratun Nashihin :"Ketika telah tiba waktu shalat, maka Iblis La'natullah'Alaih memerintahkan kepada seluruh pasukannya agar berpencar untuk mendatangi setiap oarng yang hendak melakukan shalat, para pasukan Iblis ini bertugas untuk melakukan tipu daya agar orang yang hendak shalat itu tersibukkan dengan pekerjaannya, sehingga lupa dari shalatnya. Para setan ini mendatangi orang yang hendak melakukan shalat agar mengakhirkan waktu shalatnya. Jika cara ini tidak mampu mereka lakukan, maka para setan itu membujuk agar orang yang shalat itu tidak menyempurnakan rukuknya, sujudnya, bacaannya dan bacaan tasbihnya. Jika cara ini juga tidak mampu mereka mereka lakukan, maka para setan itu menggodanya agar hatinya orang yang shalat itu tersibukkan memikirkan hal-hal yang berbau keduniaan, tidak konsentrasi pada shalatnya. Jika cara ini pun mereka tidak berhasil, maka para setan itu akan pergi dengan perasaan rugi dan terhina. Lalu Iblis memerintahkan untuk mengikat pasukannya (dari para setan) yang gagal melaksanakan tugasnya untuk dilemparkan ketengah lautan.

Semoga kita dapat khusyuk dalam menjalankan Shalat,dapat menahan godaan iblis yang terkutuk dan diterima seluruh amal kita oleh Allah SWT
AAMIIN....

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, me...

Riwayat dari KH Badrus Salam

  Lahir di Desa Tempursari, Kecamatan Klaten, Solo Jateng, pada Tahun 1906. Wafat Sabtu, 9 Muharram 1394 H (2 Februari 1974). Dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang. Pendidikan Ponpes Jamsaren, Solo. Putra/Putri 7 Orang Perjuangan/Pengabdian : Guru Madrasah Muallimin, Jagalan, Mengajar di beberapa masjid, termasuk di Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Imam Rowatib, dan Pengurus Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Syuriyah NU Cabang Malang. Kiai yang Menjadi Khodimul Ummah “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdikan diri kepada-Ku.” Salah satu ayat dalam Al Qur’an surat Addariyat ayat 56 itulah yang menjadi pedoman dasar KH. Badrus Salam. Karenanya, tidaklah heran jika kemudian segala aktivitas hidup beliau lebih banyak dicurahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan menjadi khodimul ummah (melayani kepentingan umat). Prinsipnya, segala aktivitas hidup itu harus diniati untuk beribadah, tanpa pamrih atau mengharapkan se...

Antara Berjamaah dan Sendirian

  Sholat jama’ah itu lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendiri, keutamaan sholat sunat di rumah (tidak berjamaah) dibandingkan sholat sunat di masjid sama dengan keutamaan sholat jamaah, begitu kira-kira Nabi Muhammad SAW telah bersabda. Dalam riwayat lain, sabda beliau: sholat jama’ah lebih utama 25 derajat daripada sholat sendiri. Jadi, 25 atau 27 derajat keutamaannya sesuai dengan kesungguh-sungguhannya, dan hanya Allah sajalah yang berhak menentukan.   Sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dan dijelaskan para ulama dalam berbagai kitab (lebih-lebih kitab kuning), keutamaan sholat berjamaah itu berlaku untuk sholat wajib (sholat fardlu 5 waktu), ketika tidak sedang bepergian jauh. Bila sedang jadi musafir (bepergian jauh) sebagian ulama mengatakan, sholat wajib tidak harus berjamaah. Sepanjang hidup, Nabi SAW selalu berjamaah ketika sholat wajib. Adapun dalam sholat sunat, secara umum justru derajat (pahalanya) lebih tinggi kalau dilakukan sendiri (tanpa berjama’ah). Belia...