Langsung ke konten utama

Jangan Menjadi Istri Durhaka

Jangan Menjadi Istri Durhaka

suami istri


Apa Saja Sih Yang Membuat Wanita Jadi Durhaka? Menjadi wanita sholehah itu mudah. Tapi jadi wanita durhaka akan lebih mudah. Dua kemudahan ini, bisa jadi terasa begitu tipis dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa yang membuat seorang wanita jadi durhaka? Ini Dia Ciri-ciri Istri Durhaka.

Banyak keluh kesah
Yang selalu merasa tak cukup, apa yang diberi semua tak cukup. Diberi rumah tak cukup, diberi motor tak cukup, diberi mobil tak cukup, dan lainnya. Tak ridha dengan pembelaan dan aturan yang diberikan suami. Hanya ingin memenuhi kehendak nafsu saja, tanpa memperhatikan perasaan suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami. Bukannya hendak menolong suami, apa yang suami beri pun tak pernah puas. Ada saja yang tak cukup.

Suka mengungkit
Kalau suami melakukan hal yang tak berkenan untuknya, maka diungkitlah segala hal tentang suaminya itu. Ia sangat senang membicarakan suami: tak ingat budi, tak bertanggung jawab, tak sayang, dan macam-macam. Padahal suaminya sudah memberi perlindungan macam-macam padanya.

Membandingkan-bandingkan suami
Sangat suka membanding-bandingkan suaminya dengan suami atau lelaki lain. Ia tak ridha dengan suaminya sendiri.

Suka memaksa
Bila menginginkan sesuatu maka dipaksa suaminya melakukan. Pagi, petang malam asyik menekan dan memaksa suami. Adakalanya dengan berbagai ancaman: ingin lari, ingin bunuh diri, ingin membuat malu suami, dan lainnya. Suami dibuat seperti budaknya, bukan sebagai pemimpinnya. Yang dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan dia saja.

Sibuk bersolek
Sibuk bersolek atau tidur atau santai-santai dan lain-lain hingga lalai dengan ibadah-ibadah terhadap Allah SWT, seperti shalat, zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dengan anak-anak, dan lain sebagainya.

Banyak berbicara, menggosip
Siang malam, pagi petang asik menggosip terus. Apa saja yang suami kerjakan selalu tidak benar di matanya. Dan zaman sekarang ini bergosip bukan saja berbicara di depan suami, tapi dengan telefon, SMS, internet, BBM dan macam-macam cara yang lain. Naudzubillah..

Selama suami sudah menunaikan kewajiban dan tugasnya dengan baik serta tidak mengajak ke arah kemunkaran, selalu patuhi sumai. Jika tulisan ini bermanfaat silahkan bagikan ke teman atau sahabat kalian.

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, me...

Biografi dari KH Zaini Mun'im

Membaca kisah para ulama sedikit banyak dapat menambah keyakinan kita. Hikmah yang dapat diambil dari para ulama semoga bisa membawa barokah. Artikel berikut ini tentang biografi KH Zaini Mun'im , seorang ulama besar dari Madura. KH. ZAINI MUN’IM dilahirkan pada tahun 1906 di Desa Galis Pamekasan Madura. Beliau putera pertama dari dua bersaudara dari pasangan KH. Abdul Mun’im dan Ny. Hj. Hamidah. Beliau (KH. ZAINI MUN’IM) nama kecilnya adalah Abdul Mughni. Pada tubuh beliau mengalir darah Ulama dan Bangsawan. Ayah beliau KH. Abdul Mun’im adalah putera Kiai Mudarik bin Kiai Ismail. Kiai Ismail adalah generasi kedua penerus Pondok Pesantren Kembang Kuning Pamekasan Madura. Beliau keponakan Kiai Mahalli Pendiri Pondok Pesantren Kembang Kuning. Kakek Kiai Ismail adalah Kiai Nuruddin Gunung Tinggi Pakong, beliau (dari jalur Kiai Batu Ampar Wetan) adalah keturunan Bendoro Saud alias Temenggung Tirtonegoro, Adipati Sumenep yang juga keturunan Pangeran Ketandur atau cucu dari Su...

Antara Berjamaah dan Sendirian

  Sholat jama’ah itu lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendiri, keutamaan sholat sunat di rumah (tidak berjamaah) dibandingkan sholat sunat di masjid sama dengan keutamaan sholat jamaah, begitu kira-kira Nabi Muhammad SAW telah bersabda. Dalam riwayat lain, sabda beliau: sholat jama’ah lebih utama 25 derajat daripada sholat sendiri. Jadi, 25 atau 27 derajat keutamaannya sesuai dengan kesungguh-sungguhannya, dan hanya Allah sajalah yang berhak menentukan.   Sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dan dijelaskan para ulama dalam berbagai kitab (lebih-lebih kitab kuning), keutamaan sholat berjamaah itu berlaku untuk sholat wajib (sholat fardlu 5 waktu), ketika tidak sedang bepergian jauh. Bila sedang jadi musafir (bepergian jauh) sebagian ulama mengatakan, sholat wajib tidak harus berjamaah. Sepanjang hidup, Nabi SAW selalu berjamaah ketika sholat wajib. Adapun dalam sholat sunat, secara umum justru derajat (pahalanya) lebih tinggi kalau dilakukan sendiri (tanpa berjama’ah). Belia...