Langsung ke konten utama

MACAM-MACAM DARAH YANG KELUAR DARI RAHIM WANITA

MACAM-MACAM DARAH YANG KELUAR DARI RAHIM WANITA

 

Menstruasi haid

 

1. DARAH HAID (Menstruasi)

Menurut bahasa haid artinya “mengalir”. Menurut syariat haid adalah darah yang mengalir dari pangkal rahim wanita secara alami dan berkala. Datangnya haid bagi wanita ini menandakan bahwa sejak itu dirinya telah balig. Sejak itu dirinya berkewajiban menerima beban taklifi (sebagai mukalaf). Haid mulai dialami wanita biasanya setelah memasuki usia 9-15 tahun, tergantung subur atau tidaknya fisik anak perempuan tadi.

 

2. DARAH NIFAS

Menurut bahasa, nifas adalah melahirkan anak. Menurut syariat, nifas adalah darah yang keluar menyusul kelahiran bayi. Darah itu sebenarnya adalah darah haid yang mengumpul dan tidak keluar selama wanita mengandung.

 

3. DARAH ISTIHADHAH (Penyakit)

Yaitu darah yang keluar dari rahim perempuan sebab penyakit bukan darah haid atau nifas.

 

HAL_HAL YANG DILARANG DIWAKTU HADAS

1. LARANGAN-LARANGAN BAGI ORANG YANG BERHADAS, adalah :
a. Mengerjakan sholat.
b. Mengerjakan thawaf.
c. Membawa atau menyentuh mushaf (Al-Qur’an). 


Sedang untuk hadats besar ditambah dua macam larangan, yakni:
d. Membaca Al-Qur’an.
e. Berdiam di masjid.

 

2. LARANGAN SEBAB HAID DAN NIFAS
a. Mengerjakan sholat.
b. Membaca Al-Qur’an, menyentuh atau membawanya.
c. Berdiam di masjid.
d. Thawaf.
e. Lewat didalam masjid jika dikhawatirkan mengotori masjid.
f. Berpuasa. Kalau dia berpuasa, maka puasanya batal.
g. Bersetubuh.

Sumber :
Ustad Hanafi, Intisari Pengetahuan Agama Islam Lengkap

^^Semoga Bermanfaat^^

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, menandai ba

Riwayat dari KH Badrus Salam

  Lahir di Desa Tempursari, Kecamatan Klaten, Solo Jateng, pada Tahun 1906. Wafat Sabtu, 9 Muharram 1394 H (2 Februari 1974). Dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang. Pendidikan Ponpes Jamsaren, Solo. Putra/Putri 7 Orang Perjuangan/Pengabdian : Guru Madrasah Muallimin, Jagalan, Mengajar di beberapa masjid, termasuk di Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Imam Rowatib, dan Pengurus Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Syuriyah NU Cabang Malang. Kiai yang Menjadi Khodimul Ummah “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdikan diri kepada-Ku.” Salah satu ayat dalam Al Qur’an surat Addariyat ayat 56 itulah yang menjadi pedoman dasar KH. Badrus Salam. Karenanya, tidaklah heran jika kemudian segala aktivitas hidup beliau lebih banyak dicurahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan menjadi khodimul ummah (melayani kepentingan umat). Prinsipnya, segala aktivitas hidup itu harus diniati untuk beribadah, tanpa pamrih atau mengharapkan sesuatu dar

Biografi dari KH Zaini Mun'im

Membaca kisah para ulama sedikit banyak dapat menambah keyakinan kita. Hikmah yang dapat diambil dari para ulama semoga bisa membawa barokah. Artikel berikut ini tentang biografi KH Zaini Mun'im , seorang ulama besar dari Madura. KH. ZAINI MUN’IM dilahirkan pada tahun 1906 di Desa Galis Pamekasan Madura. Beliau putera pertama dari dua bersaudara dari pasangan KH. Abdul Mun’im dan Ny. Hj. Hamidah. Beliau (KH. ZAINI MUN’IM) nama kecilnya adalah Abdul Mughni. Pada tubuh beliau mengalir darah Ulama dan Bangsawan. Ayah beliau KH. Abdul Mun’im adalah putera Kiai Mudarik bin Kiai Ismail. Kiai Ismail adalah generasi kedua penerus Pondok Pesantren Kembang Kuning Pamekasan Madura. Beliau keponakan Kiai Mahalli Pendiri Pondok Pesantren Kembang Kuning. Kakek Kiai Ismail adalah Kiai Nuruddin Gunung Tinggi Pakong, beliau (dari jalur Kiai Batu Ampar Wetan) adalah keturunan Bendoro Saud alias Temenggung Tirtonegoro, Adipati Sumenep yang juga keturunan Pangeran Ketandur atau cucu dari Su