Langsung ke konten utama

8 Golongan Manusia Yang Dicintai Allah

Salah satu sifat Allah ialah Al-Mahabbah (cinta), yaitu Allah mencintai hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan mengenai orang-orang yang dicintai oleh Allah.

Sedikit tulisan singkat ini menerangkan tentang delapan golongan manusia yang dicintai oleh Allah sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
 

1. Al-Muhsinun (Orang-orang yang Berbuat Baik)

Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik, sebagaimana diterangkan dalam lima ayat, yakni Surat Al-Baqarah ayat 196, Surat Ali Imran ayat 134 dan ayat 148, serta Surat Al-Maidah ayat 13 dan 93:

 “dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (Qs. Al-Baqarah:195).

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs. Ali Imran:134).

 “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Qs. Ali Imran:148).
 

2. At-Tawwabun (Orang-orang yang Bertaubat),

sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 222;

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs. Al-Baqarah:222).
 

3. Al-Mutathahhirun (Orang-orang yang Senantiasa Bersuci)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 222;

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs. Al-Baqarah:222).
 

4. Al-Muttaqun (Orang-orang Bertaqwa),

Sebagaimana diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 76 dan At-Taubah ayat 4 dan 7;

 (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (Qs. Ali Imran:76)

 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (Qs. At-Taubah:4).

 “Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa’’. (Qs. At-Taubah:7).
 

5. Ash-Shabirun (Orang-orang yang Bersabar)

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 146;

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Qs. Ali Imran:146).
 

6. Al-Mutawakkilun (Orang-orang yang Bertawakkal)

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Imran ayat 159;

 “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Qs. Ali Imran:159).
 

7. Al-Muqsithun (Orang-orang yang Bersikap dan Berbuat Adil)

Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 42, Al-Hujurat ayat 9, dan Al-Mumtahanah ayat 8;

 “Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil”. (Qs. Al-Maidah:42).

 “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Qs. Al-Hujurat:49).

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Qs. Al-Mumtahanah:8).
 

8. Orang-orang yang Berjuang di Jalan Allah dengan Rapi dan Teratur

Sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-Shaf ayat 4;

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Qs. Ash-Shaf:4).

Jika ingin dicintai Allah Ta’ala hendaknya seseorang menghiasi diri dengan sifat-sifat mulia yang disebutkan di atas, seperti Taqwa, Tawakkal, Sabar, Ihsan (senantiasa berbuat baik), selalu bertaubat (tawwab), senantiasa mensucirkan diri (tathhir), dan berjuang di jalan Allah secara tertib, teratur dan dalam barisan yang rapi.

Demikian tadi 8 golongan yang dicintai oleh Allah. Semoga kita semua termasuk golongan-golongan tersebut.

 

Artikel lainnya: Tersenyumlah Bangsa Palestina

Postingan populer dari blog ini

Haji Mabrur

  Tiada imbalan bagi orang yang berhaji dengan mabrur selain surga, begitulah hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Mabrur itu artinya baik. Kebalikan dari haji mabrur ialah haji mardud. Mardud artinya tertolak. Sebagaimana kaidah ibadah umum lainnya, baik di sini maksudnya diniati, dilaksanakan dan ditindaklanjuti sesuai dengan fitrah manusia: adil dan atau tidak dzalim, ihsan dan atau nasihah, simahah dan atau zakah. Tiga prinsip yang diperintahkan Allah ini hampir selalu dibacakan setiap akhir khotbah Jum’at. Di sisi lain, di dunia pesantren dikenal luas kaidah bahwa setiap ibadah tak terkecuali haji selalu membutuhkan ilmu dan amal sebelum, ketika dan sesudahnya.   Mengenai adil dan atau tidak dzalim, secara global diartikan dengan tidak merugikan/menjahati/merampas hak-hak orang lain. Hasil korupsi yang dipakai untuk biaya haji misalnya, tak mungkin menghasilkan haji mabrur. Menyakiti dengan kata-kata dan atau tindakan ketika melaksanakan ibadah haji umpamanya, menandai ba

Riwayat dari KH Badrus Salam

  Lahir di Desa Tempursari, Kecamatan Klaten, Solo Jateng, pada Tahun 1906. Wafat Sabtu, 9 Muharram 1394 H (2 Februari 1974). Dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang. Pendidikan Ponpes Jamsaren, Solo. Putra/Putri 7 Orang Perjuangan/Pengabdian : Guru Madrasah Muallimin, Jagalan, Mengajar di beberapa masjid, termasuk di Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Imam Rowatib, dan Pengurus Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, menjadi Syuriyah NU Cabang Malang. Kiai yang Menjadi Khodimul Ummah “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan hanya untuk mengabdikan diri kepada-Ku.” Salah satu ayat dalam Al Qur’an surat Addariyat ayat 56 itulah yang menjadi pedoman dasar KH. Badrus Salam. Karenanya, tidaklah heran jika kemudian segala aktivitas hidup beliau lebih banyak dicurahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan menjadi khodimul ummah (melayani kepentingan umat). Prinsipnya, segala aktivitas hidup itu harus diniati untuk beribadah, tanpa pamrih atau mengharapkan sesuatu dar

Biografi KH Bishri Syansuri (1886-1980 M)

(Sumber foto: nu.or.id) Seorang mukmin sejati pasti percaya bahwa ada yang mengatur perjalanan hidup manusia, yaitu Dzat Yang Maha Berkehendak. Walaupun dalam batas-batas tertentu Dzat Yang Maha Agung itu juga memberikan kewenangan kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Begitupun, Bishri Syansuri kecil tentu tidak akan pernah menyangka jika pada akhirnya akan menjadi “orang“ di Denanyar Jombang, bahkan sampai menjadi Rais ‘Aam PBNU menggantikan kakak iparnya (KH Abdul Wahab Hasbullah) yang harus terlebih dahulu menghadap Allah SWT. Beliau berkakak ipar dengan KH Abdul Wahab Hasbullah, Kiai Bisri juga berbesan dengan KH Hasyim Asy’ari, gurunya. KH Wahid Hasyim putra KH Hasyim Asy’ari, menikah dengan Hj. Solichah putri beliau dan dari merekalah lahir KH Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, yang kelak akan menjadi Presiden. Lahir Bishri Syansuri dilahirkan di Desa Tayu, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah, tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H / 18 September 1886. Ayah